Monday, March 3, 2008

petunjuk pembacaan EKG

Pembacaan EKG
Perhitungan frekwensi dan aksis jantung
Hitung banyaknya kotak besar interval R-R
– Membagi angka 300 dengan banyaknya kotak besar R-R
– Atau membagi 1500 dengan banyaknya kotak kecil interval R-R

Dasar;
1 kotak kecil sama dengan 0,04 detik
1 kotak besar terdiri dari 5 kotak kecil sama dengan 0,2 detik
Penghitungan frekwensi
• Jika satu interval R-R ada 1 kotak besar berarti dalam 0,2 detik ada 1 denyut jantung
• Dalam satu detik berarti ada 5 denyutan jantung
• Dalam satu menit berarti ada 5 x 60 detik = 300 denyut nadi
• Jika digunakan kotak kecil dalam interval R-R maka ada 5 kotak kecil dalam satu interval R-R
Perhitungan frekwensi
• Berarti dalam 0,04 detik terjadi 1/5 denyutan
• Satu menit ; 1500 x 0,04 detik = 60 detik sehingga denyutannya dalam semenit sama dengan 1500 x 1/5 sama = 300 denyutan
• Jadi ada aturan 300 dan 1500
• Jika frekwensi lebih dari 100 disebut takhikardi dan jika kurang dari 60 disebut bradikardi
Penentuan irama sinus
• Irama sinus adalah irama jantung normal dengan gelombang P selalu dikuti oleh kompleks QRS dan T
• Irama jantung yang dibentuk oleh NSA sebagai pacemaker
• Frekwensi normalnya 60-100 x/menit
• Sinus tackikardi : f.gelombang sinus >100 x/menit
• Sinus bradikardi : f. gelombang sinus < 60 x menit
• Aritmia sinus : f. gelombang sinus dengan variasi interval R-R lebih dari 10 %
Penentuan aksis
• Aksis jantung ditentukan oleh resultan/mean dari vektor listrik jantung
• Aksis normal jantung berada dalam kisaran –30 sampai 90 derajat (ada pendapat 0-90 derajat)
• Untuk menentukan aksis jantung perlu melihat jantung pada sadapan bidang frontal dari sisi inferior (II,III,aVF) dan lateral kiri (I,aVL,V5,V6) dan bidang horisontal untuk melihat bidang anterior (V1,V2,V3,V4)
• Kadang perlu juga melihat sadapan aVR untuk melihat arah vektor ke kanan atas dengan vektor berlawanan dengan jantung normal
Penentuan aksis jantung
• Daerah aksis jantung terletak pada lead I dan lead aVF sehingga arsiran kedua lead pada arah vektor positif pasti menunjukan aksis jantung yang normal
• Vektor jantung yang dipakai adalah vektor komplek QRS
• Selanjutnya dicari komplek QRS yang bifasik mendekati seimbang antara defleksi positif dan negatif. Vektor ini merupakan vektor tegak lurus dengan lead dimana komplek QRS bifasik tersebut berada
• Aksis jantung diketahui dengan memproyeksikannya dalam lingkaran bidang frontal (lingkaran 4 kuadran)
Rekaman EKG Normal
• Gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
• Frekwensi normal
• Gelombang P normal untuk semua lead
• Gelombang P tingginya < 2,5 mm di lead II
• Gelombang P lebarnya < 0,11 s di lead II
• Axis komplek QRS normal
• Interval PR normal ; durasi 0,12-0,20 s (pendek pada sindrom WPW, LGL, DMP dan panjang pada blok pada derajat satu)
• Komplek QRS normal ; durasi < 0,12 (durasi lama pada RBBB, LBBB, hiperkalemia)

Rekaman normal EKG
• Tidak ditemukan gelombang Q patologis
• Tidak ditemukan hipertropi ventrikel
• Interval QT normal ; 0,42 s (membagi interval QT dengan jml kotak interval RR)
• Penyebab interval QT panjang ; infark miokard, miokarditis, hipokalsemia, hipotiroidisme dll)
• Segmen ST ; tidak ada elevasi atau depressi (elevasi pada AMI, LBBB, perikarditis akut, variasi normal sedangkan elevasi pada iskemik miokard, hipertropi ventrikel, emboli pulmonal AMI posterior)
• Gelombang T normal


1 comment:

komentar pembaca: